Tingkatan
kelas di sekolah dasar dapat dibagi dua menjadi kelas rendah dan kelas
atas. Kelas rendah terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga, sedangkan
kelas-kelas tinggi sekolah dasar yang terdiri dari kelas empat, lima,
dan enam (Supandi, 1992:44).
Di Indonesia, kisaran usia sekolah dasar berada di antara 6 atau 7
tahun sampai 12 tahun. Usia siswa pada kelompok kelas atas sekitar 9
atau 10 tahun sampai 12 tahun. Menurut Witherington (1952) yang
dikemukakan Makmun (1995:50) bahwa usia 9-12 tahun memiliki ciri
perkembangan sikap individualis sebagai tahap lanjut dari usia 6-9 tahun
dengan ciri perkembangan sosial yang pesat. Pada tahapan ini anak/siswa
berupaya semakin ingin mengenal siapa dirinya dengan membandingkan
dirinya dengan teman sebayanya. Jika proses itu tanpa bimbingan, anak
akan cenderung sukar beradaptasi dengan lingkungannya. Untuk itulah
sekolah memiliki tanggung jawab untuk menanggulanginya.
Masa Usia Sekolah Dasar disebut juga masa intelektual, atau masa
keserasian bersekolah pada umur 6-7 tahun anak dianggap sudah matang
untuk memasuki sekolah. Masa Usia Sekolah Dasar terbagi dua, yaitu :
a) Masa kelas-kelas rendah dan,
b) Masa kelas tinggi.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas rendah(6/7 – 9/10 tahun) :
1) Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.
2) Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
3) Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
4) Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
5) Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
6) Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki
nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang
pantas diberi nilai baik atau tidak.
Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai
angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas
diberi nilai baik atau tidak.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi (9/10-12/13 tahun) :
1)
Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
2)
Amat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
3)
Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata
pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
4)
Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya
untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya.
5)
Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan
bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
6)
Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat
mengenai prestasi sekolahnya.
7)
Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan
itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang
sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.
Sekolah sebagai tempat terjadinya proses menumbuhkembangkan seluruh
aspek siswa memiliki tugas dalam memabntu perkembangan anak sekolah.
Adapun tugas-tugas perkembangan anak sekolah (Makmun, 1995:68),
diantaranya adalah:
1) Mengembangkan konsep-konsep yang perlu bagi kehidupan sehari-hari
2) Mengembangkan kata hati, moralitas, dan suatu skala, nilai-nilai.
3) Mencapai kebebasan pribadi.
4) Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok dan institusi-institusi sosial.
Anak besar adalah anak yang berusia antara 6 sampai dengan 10 atau 12
tahun (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1992:101). Beberapa sifat sosial yang
dimiliki anak besar sebagai hasil perkembangan dari usia 10 sampai 12
tahun:
1) Baik laki-laki maupun perempuan menyenangi permainan yang terorganisir dan permainan yang aktif.
2) Minat terhadap olahraga kompetitif meningkat.
3) Membenci kegagalan atau kesalahan.
4) Mudah bergembira, kondisi emosional tidak stabil.
Aktivitas yang diperlukan dalam proses tumbuh kembang anak besar di antaranya adalah (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1992:127-128):
1) Bermain dalam situasi berlomba atau bertanding dengan
pengorganisasian yang sederhana. Misalnya: berlomba dalam beberapa macam
gerakan seperti berlari, merayap, melompat, menggiring bola, adu lempar
tangkap dan sebagainya. Melakukan pertandingan kecabangan olahraga yang
peraturannya disederhanakan, misalnya pertandingan voli mini. Dengan
pengarahan dan pengelolaan aktivitas yang baik dari guru, aktivitas ini
akan berdampak kepada peningkatan kepercayaan diri anak dan kebanggaan
dirinya.
2) Aktivitas beregu atau berkelompok. Anak diberi kesempatan
untuk bekerja sama dengan temannya dalam melakukan aktivitas untuk
membina kebersamaan di antara mereka.
Minat Melakukan Aktivitas Fisik Pada Anak Besar
Minat melakukan aktivitas fisik pada kelompok anak besar sangat
dipengaruhi oleh kesempatan untuk melakukan aktivitas fisik itu sendiri.
Pada umumnya anak besar baik anak laki-laki maupun anak perempuan
mengalami peningkatan minat yang besar dalam melakukan aktivitas fisik.
Misalnya aktivitas bermain yang dilakukan anak besar lebih didominasi
oleh permainan yang bersifat aktif, seperti bermain kejar-kejaran, petak
umpet, dan beberapa bentuk permainan tradisional yang melibatkan
aktivitas fisik. Tentunya disesuaikan dengan minat dan kesepakatan
anak-anak dalam memilih jenis permainan yang akan dilakukan
Minat terhadap aktivitas fisik dan atau olahraga sangat dipengaruhi
oleh lingkungan keluarganya. Pada anak-anak yang melakukan aktivitas
fisik dipengaruhi oleh kecenderungan sifat yang dimiliki (Sugiyanto dan
Sudjarwo, 1991), antara lain:
1) Kemampuan memusatkan perhatian pada suatu macam aktivitas yang
sedang dilakukan makin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari tingkat
konsentrasi yang cukup tinggi pada anak yang terlibat dalam aktivitas
yang dilakukannya.
2) Semangat untuk mencari pengalaman baru cukup tinggi.
3) Perkembangan sosialnya makin baik yang ditunjukkan dengan
luasnya pergaulan dengan semakin mendalamnya pergaulan dengan teman
sebayanya.
4) Perbedaan perilaku antara anak laki-laki dengan anak perempuan
semakin jelas, ada kecenderungan kurang senang bermain dengan lawan
jenisnya. Ini semakin memperjelas bentuk aktivitas yang dominan
dilakukan oleh anak laki-laki dengan anak perempuan.
5) Semangat untuk menguasai suatu bentuk aktivitas tertentu dan semangat berkompetisi tinggi.
Hampir seluruh aktivitas anak besar didominasi oleh bermain.
Aktivitas bermain yang dilakukannya dapat dilaksanakan baik secara
sendiri-sendiri atau berkelompok